METODE NUMERIK (REVIEW)
TUGAS 2 METODE NUMERIK (REVIEW JURNAL)
ROSE SETIANA
TEKNIK INFORMATIKA
Jurnal 1 :
ROSE SETIANA
TEKNIK INFORMATIKA
1. Judul : Model Numerik 1-Dimensi Aliran
di Sungai dengan Metode Differensi Hingga Skema Staggered Grid, Study Kasus
Kali Kemuning-Sampang Madura
2. Halaman / Volume : Volume 7, Nomor 1,
Agustus 2009
3. ISSN.1907-753X
4. Penulis : Suharjoko
5. Penerbit : Suharjoko dkk , 2008
6. Reviewer : Rose setiana
7. Metode : METODOLOGI Dalam membangun
model perambatan gelombang, didahului dengan membangun model aliran. Sehingga
dalam membangun model ini dilakukan melalui tahapantahapan sebagi berikut;
Pertama; mendapatkan persamaan kontinuitas dan persamaan momentum sebagai persamaan aliran 1-D, ke dua;
penurunan skema numeris persamaan aliran 1-D dengan skema Staggered Grid, ke
tiga; penulisan program, ke empat; pengujian dan ke lima; aplikasi kasus
dilanjutkan dengan pembahasan. Tahapan-tahapan ini dapat dijelaskan mengikuti
skema sesuai pada Gambar 2. Berikut :
8. Latar Belakang: Pada suatu sungai
seperti pada umumnya sungai alam dimana penampangnya tidak seragam (
non-uniform ) dan aliran yang ada tidak tetap serta adanya pengaruh pasang
surut di bagian hilir sungai (unsteady nonuniform flow), maka penyelesaian
hitungan aliran sungai demikian ini, menggunakan persamaan kontinuitas dan
persamaan momentum. Persamaan kontinuitas dan persamaan momentum itu adalah
persamaan 1-Dimensi aliran. Namun ke dua persamaan ini merupakan persamaan
differential partial sehingga hanya dapat diselesaikan dengan metode numerik.
Methode yang akan digunakan adalah metode differensi hingga skema Staggered
Grid. Penyelesaian ini diharapkan dapat memberikan simulasi kondisi (fenomena)
aliran sungai yang akan terjadi. Batas
hulu sungai akan diberikan unsteady flow yaitu dalam bentuk hidrograf banjir,
akibat kondisi batas hulu ini akan terjadi perpindahan puncak gelombang dari
waktu ke waktu menuju ke hilir sungai, sehingga fenomena ini disebut pula
perambatan banjir. Berdasarkan hasil Studi Run-Off Sungai di Jawa Timur (2006),
Studi Daya Rusak Air Kali Kemuning (2008), merupakan sungai yang dikatagorikan
produktif penghasil bahan sedimen, disamping itu Kali Kemuning juga merupakan
kali dengan run-off yang cukup besar dan melebihi kapasitas sungai yang ada.
Sementara itu bagian hilir Kali Kemuning melalui jantung Kota Sampang dan
sekaligus Kali Kemuning ini masih difungsikan sebagai pelabuhan dan alur
pelayaran bagi perahu nelayan.
Kali Kemuning
merupakan kali yang potensi sebagai penyebab terjadinya banjir di Kota Sampang
dan wilayah sekitarnya, oleh karena itu dilakukan studi dan perencanaan
pengendaliannya. Dalam studi ini,
analisa kapasitas sungai akan dikaji dengan mempertimbangkan aliran tak tunak
(unsteady flow) dimana batas hulu adalah hydrograf banjir, dan batas hilir
sungai adalah pengaruh pasang surut air laut Hasil analisa ini diharapkan dapat
memberikan pertimbangan penting dalam rangka pengendalian daya rusak air Kali
Kemuning, dan mungkin dapat sebagai pertimbangan pengembangan sumber daya air
sungai. Pemanfaan air sungai yang tepat
akan memberikan peningkatan nilai, sebagai contoh untuk kebutuhan sumber air
baku irigasi tambak garam, sumber air baku irigasi tambak ikan, sumber air baku
irigasi sawah dan lain sebagainya. Pemanfaatan air sungai yang tidak tepat akan
berdampak negatif pada lingkungan.
9. Identifikasi Masalah : Pada suatu
sungai dimana penampangnya tidak seragam ( non-uniform ) demikian pula
kemiringan dasar sungainya, kondisi inflow sungai sebagai batas hulu dan adanya
pengaruh pasang surut di hilir sungai. Kondisi aliran di sungai yang demikian
ini adalah aliran tak tunak dan tak seragam (unsteady non-uniform flow). Maka
penyelesaian perhitungan aliran sungai demikian ini adalah menggunakan
persamaan kontinuitas dan persamaan momentum. Namun kedua persamaan ini
merupakan persamaan differential partial, sehingga dapat diselesaikan dengan
metode numerik. Demikian halnya pada sungai Kali Kemuning Sampang-Madura,
permasalahan yang terjadi di Kali Kemuning adalah kapasitas alirannya mengecil
sehingga sering terjadi banjir di musim hujan. Persamaan kontinuitas dan
persamaan momentum yang akan diselesaikan adalah persamaan 1-Dimensi aliran.
Methode yang akan digunakan adalah metode differensi hingga skema Staggered
Grid. Model hitungan ini diharapkan dapat menunjukkan / mensimulasikan fenomena
aliran yang akan terjadi di sepanjang sungai dengan kondisi geometrinya,
terutama kondisi geometri rencana. Methode numerik Skema Staggered Grid
diharapkan dapat memberikan pemahaman kondisi aliran sungai. Pada kasus analisa
rencana kapasitas normalisasi sungai Kali Kemuning, dimana direncanakan dua
kemiringan dasar sungai, di hulu Io = 0,0004, sedangkan di hilir Io = 0,000199.
lebar sungai direncanakan non-uniform, dari hulu lebar sungai = 25 m. kemudian
ke hilir berangsur-angsur melebar 35 m. kemudian 45 m. dan sampai hilir melebar
hingga 55 m. Batas hilir pasang surut dengan tinggi H = 2.00 m. dan periode
adalah 12 jam, batas hulu hydrograf banjir Kali Kemuning yaitu dengan puncak
banjir sebesar 300 m3/dt. Hasil simulasi
telah dapat menggambarkan dengan baik pemahaman kondisi aliran sungai dan muka
air pada setiap jam di sepanjang sungai.
10. Pembahasan : Persamaan Aliran dan Penurunan Skema Numerik Persamaan aliran tak tunak (unsteady flow) adalah persamaan Kontinuitas dan Persamaan Momentum aliran sebagai berikut. (1) dan (2) dimana : Q = debit Aliran V = Kecepatan aliran A = Luas Penampang Basah g = Grafitasi So = Kemiringan Dasar Sungai Sf = Kemiringan Energi Aliran Dapat dilihat bawa persamaan aliran tersebut merupakan persamaan deferensial parsial, maka penyelesaiannya harus dilakukan dengan methode numerik, yaitu diselesaikan dengan methode numerik Skema Staggered Grid sebagai berikut; Pada metode ini menggunakan double jaring hitung, hitungan untuk varibabel unsur Q dan V mengikuti jaring-jaring biasa, yaitu pada hitungan setiap lompatan jarak Δ x dan lompatan waktu Δ t. Sedangkan untuk hitungan variable h atau A pada setengah lompatan. Gambar 3. berikut ditunjukkan jaring-jaring hitungan Skema Staggered Grid. Maka dengan skema tersebut dapat diturunkan persamaan numerisnya sebagai berikut;
Jurnal 2 :
10. Pembahasan : Persamaan Aliran dan Penurunan Skema Numerik Persamaan aliran tak tunak (unsteady flow) adalah persamaan Kontinuitas dan Persamaan Momentum aliran sebagai berikut. (1) dan (2) dimana : Q = debit Aliran V = Kecepatan aliran A = Luas Penampang Basah g = Grafitasi So = Kemiringan Dasar Sungai Sf = Kemiringan Energi Aliran Dapat dilihat bawa persamaan aliran tersebut merupakan persamaan deferensial parsial, maka penyelesaiannya harus dilakukan dengan methode numerik, yaitu diselesaikan dengan methode numerik Skema Staggered Grid sebagai berikut; Pada metode ini menggunakan double jaring hitung, hitungan untuk varibabel unsur Q dan V mengikuti jaring-jaring biasa, yaitu pada hitungan setiap lompatan jarak Δ x dan lompatan waktu Δ t. Sedangkan untuk hitungan variable h atau A pada setengah lompatan. Gambar 3. berikut ditunjukkan jaring-jaring hitungan Skema Staggered Grid. Maka dengan skema tersebut dapat diturunkan persamaan numerisnya sebagai berikut;
h(i + 1, j) = h(i, j) – dt/dx*HR*(q(i, j+1) - q(i, j)) /
Brt(j) q(i + 1, j) = QR – dt/dx / Brt(j)
* (QQ2 ^ 2 / HH2 - QQ1 ^ 2 / HH1) - (gf * DTX * HH * (HH2 - HH1) - gf * HH * (So
- SF) * dt) / Brt(j) HR = (h(i, j) + h(i, j + 1)) / 2 HH1 = (h(i + 1, j) + h(i,
j)) / 2 HH2 = (h(i + 1, j + 1) + h(i, j + 1)) / 2 QQ1 = (q(i, j) + q(i, j - 1))
/ 2 QQ2 = (q(i, j) + q(i, j + 1)) / 2 SF =
(Abs(QR) * QR) * n ^ 2 /(HH)) ^ 3.34
11. KESIMPULAN : Hasil pengukuran sungai
Kemuning menunjukkan dasar sungai yang ada tidak stream line, oleh karena itu
dilakukan rencana pelurusan dasar dan tanggul sebagai berikut; dari hulu sampai
4,20 km Io =, 0,000199 sedangkan dari 4,20 km ke hilir Io =0,00004. normalisasi
lebar sungai direncanakan non-uniform, dari hulu lebar sungai = 25 m. kemudian
ke hilir berangsurangsur melebar hingga 35 m. kemudian melebar hingga 45 m. dan
sampai hilir melebar hingga 55 m.
Aplikasi program diberikan batas hilir pasang surut dengan tinggi H =
2.00 m. dan periode adalah 12 jam, batas hulu hydrograf banjir Kali Kemuning
yaitu dengan puncak banjir sebesar 300
m3/dt. yang terjadi pada jam ke 3 setelah hujan mulai terjadi. Hasil simulasi telah dapat menggambarkan
dengan baik kondisi muka air pada setiap jam di sepanjang sungai.
12. Kelebihan : pada jurnal ini perhitungan
sangat jelas karna dibantu dengan diagram yang memebrikan analisis yang bisa
dimengrti pembaca, juga akurat karena menggunakan software HERCAS yang bisa memprtimbangkan
batas hilir dengan tetap dan kondisi pasang.
13. Kekurangan : pada penulisan program
dalam jurnal ini, data format excel
tidak ditampilkan sehingga output yang dihasilkan tidak terlihat.
Jurnal 2 :
1. Judul : Tingkat Ketepatan Hasil
Perhitungan Integrasi Numerik
Menggunakan Bahasa Pemrograman C# Pada Metode Reimann dan Trapesium
2. Halaman / Volume : Vol. 2 No. 1,
Januari 2019
3. ISSN : 2614-8773
4. Penulis : Yahya1, Muhamad Sadali2,
Mahpuz3
5. Penerbit : A. Rachmatullah, 2002
6. Reviewer : Rose Setiana
7. Metode : Metode numerik adalah suatu
teknik atau cara untuk menganalisa dan menyelesaikan masalah didalam bidang
rekayasa teknik dan science dengan menggunakan operasi perhitungan matematik.
Operasi perhitungan matematik didalam metode
numerik biasanya dilakukan secara
berulang melalui ietrasi. Apabila dilakukan secara manual, membutuhkan waktu
yang cukup lama dan kemungkinan terjadinya kesalahan sangat besar karena perlu
ketelitian.
Metode Integrasi numerik mengambil peranan
sangat penting dalam masalah sains dan teknik, karena di dalam bidang sains
sering ditemukan ungkapan-ungkapam integral matematik yang tidak mudah atau
bahkan tidak dapat diselesaikan secara analitis. Dalam menyelesaikan persoalan
integrasi numerik, dalam
penelitian ini mengacu pada
beberapa konsep antara lain :
1. Rumusan dasar integral. Secara geometri,
integrasi dapat diartikan dengan luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x),
garis x = a (batas bawah kurva) dan garis x = b (batas atas kurva).
2. Metode Reimann (metode titik tengah) Metode
mengambil nilai titik tengah dari masing-masing segmen dalam proses perhitungan
numerik.
8. Latar Belakang : Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, telah
memberikan kita pengetahuan yang lengkap namun perlu diterjemahkan dengan
realisasi dan tindakan yang kreatif dan inovatif. Salah satu tindakan kreatif
dan inovatif yang dimaksud adalah kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah
yang rumit menggunakan
bahasa-bahasa pemrograman yang telah banyak dihasilkan oleh manusia
antara lain : Fortran, Pascal, Cobol, C++, Visual Basic, Delphi, C#, C#, dan
lain-lain. Mata kuliah metode
numerik merupakan salah satu
mata kuliah wajib yang diterapkan pada Fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi.
Materi mata kuliah metode numerik, khususnya penyelesaian integral merupakan
salah satu materi dan pokok bahasan yang menurut sebagian besar mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi digolongkan ke dalam materi yang cukup
sulit. Tingkat kesulitan yang dirasakan antara lain : 1. Untuk mencari luas
yang diharapkan secara numerik, membutuhkan banyak segmen sesuai dengan metode
reimann dan metode trapesium . 2. Masing-masing segmen dari metode reimann dan
metode trapesium dihitung luasnya sehingga
membutuhkan proses pengerjaan
yang berulang-ulang. 3.
Ketelitian dan kejelian dalam
pemecahan soal integral numerik sangat dibutuhkan[1]. Dari beberapa
kasus, penyelesaian soal-soal
numerik menggunakan cara manual,
disamping membutuhkan waktu
pengerjaan yang cukup lama,
sering tidak memberikan hasil akhir yang benar, yang disebabkan karena
proses perhitungan secara manual yang cukup rumit dan pemahaman yang cukup lama
mengakibatkan semangat mahasiswa untuk mengerjakan soal terbsebut menjadi lemah
bahkan tidak ada. Proses pengerjaan
numerik untuk penyelesaian
“Integrasi Numerik” meng- gunakan
Ms. Excel, telah
membantu mahasiswa dalam
memahami konsep dan algoritma yang digunakan, belum
sepenuhnya memberikan jawaban yang diinginkan, walaupun tingkat kesulitan
mahasiswa dalam menyelesaikan soal yang ada semakin berkurang. Untuk menjawab
permasalahan tersebut diatas, penelitian ini akan memberikan gambaran tentang
bahasa pemrograman C# terhadap pemahaman konsep dan algoritma pada metode numerik
untuk penyelesaian “Integrasi Numerik”, khusunya metode reimann dan
metode trapesium. Tolak
ukur dari penyelesaian
soal yang dimaksud adalah apabila menggunakan bahasa
pemrograman, khsususnya bahasa pemrograman C#,
dilakukan dengan membandingkan
tingkat akurasi atau
ketepatan perhitungan waktu
terhadap pengerjaan menggunakan cara manual, aplikasi Ms. Excel dan bahasa
pemrograman C# dan tingkat akurasi jawaban yang dihasilkan
9. Identifikasi Masalah : Integrasi
numerik merupakan salah satu dari beberapa pokok bahasan dalam mata kuliah
metode numerik yang diterapkan pada berbagai perguruan tinggi. Keberadaan
integrasi numerik memiliki berbagai peran dalam pengambilan keputusan,
khususnya dalam dalam ilmu science dan teknologi. Penerapan metode numerik,
berdasarkan beberapa kajian antara lain : penyelesaian numerik pada sistem
persamaan linear menggunakan metode relaksasi, Aplikasi Differensial Numerik
Dalam Pengolahan Citra Digital (Application of Differential Numeric In Digital
Image Processing), perbandingan metode Gauss- Legendre, Gauss-Lobatto dan
Gauss-Kronrod pada integrasi numerik fungsi eksponensial, penurunan persamaan
gelombang solitian dengan deret Fourier orde dua secara numerik, integrasi
numerik menggunakan metode Gauss kuadratur dengan pendekatan interpolasi hermit
dan polinomial legendre. Dari beberapa kajian
yang telah dilakukan
oleh berbagai pihak,
belum ditemukan adanya pendekatan penyelesaian integrasi numerik
menggunakan salah satu bahasa pemrograman seperti bahasa C++, bahasa Fortran,
bahasa C# dan yang lainnya, oleh sebab
itu pada penelitian
ini, penelti mengangkat
permasalahan numerik, khususnya integrasi numerik menggunakan bahasa
pemrograman C#. Untuk membuat penelitian menggunakan bahasa pemrograman C#
tentang penyelesaian integrasi numerik, dilakukan menggunakan dua metode yaitu
metode reimann dan metode trapesium. Penerapan kedua metode ini difokuskan
untuk pendekatan perhitungan pada nilai analitik, kesalahan mutlak, kesalahan
relatif dan tingkat akurasi perhitungan. Perhitungan tingkat akurasi
menggunakan bahasa pemrograman C# (C-Sharp) terhadap metode Reimann dan
Trapezoida (Trapesium) untuk menghitung luas bangun di bawah kurva,
menghasilkan tingkat akurasi yang tinggi (99.74%) apabila menggunakan metode
reimann dan 99.49% apabila menggunakan metode trapesium) yang sangat
dipengaruhi oleh jumlah segmen yang digunakan dalam perhitungan.
10. Pembahasan : Untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dalam penelitian, dilakukan beberapa tahapan penelitian antara
lain :
- Penentuan soal integral Sampel soal
integral yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian sebanyak 4
soal, diterapkan pada 2 metode (Reimann dan Trapezoida) yang bervariasi dan
dengan menggunkakan 2 segmen dari tiap soal.
- Proses pengambilan data. Pengambilan data
dari 4 soal, dilakukan menggunakan dua metode yaitu metode reimann dan metode
trapesium. Masingmasing metode akan mencakup hasil perhitungan terhadap
komponen-komponen perhitungan antara lain : nilai analitik, nilai numerik,
kesalahan mutlak, kesalahan relatif (laju error), dan tingkat akurasi.
-
Rekapitulasi data Data yang diperoleh dari proses pengerjaan soal-soal,
baik secara analitik dan numerik. Data dikumpulkan sesuai dengan tahapantahapan
yaitu tahapan manual yang digunakan untuk menetukan nilai analitik, tahapan
excel dan tahapan aplikasi/bahasa pemrograman C#.
- Pengolahan Data Pengolahan data yang
diperoleh dari tahapantahapan sebelumnya, dilakukan menggunakan aplikasi excel
untuk melakukan pemetaan serta mengetahui pengaruh bahasa pemrograman C#
dalam ketepatan perhitungan
integrasi numerik.
- Analisa Data Analisa data dari hasil
perhitungan integrasi numerik menggunakan bahasa pemrograman C#, dilakukan
untuk mengetahui tingkat pendekatan perhitungan yang dihasilkan.
- Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan
dilakukan berdasarkan hasil proses pengolahan dan analisa data. Hal ini penting
dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya yang perlu dilakukan dan sebagai bahan referensi
pada penelitian berikutnya dengan menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda.
11. Kesimpulan : Penelitian yang telah
dilakukan, setelah dilakukan proses penelitian melalui tahapan-tahapan
penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran
antara lain :
- Perhitungan
tingkat akurasi menggunakan bahasa pemrograman C# (C-Sharp) terhadap metode
Reimann dan Trapezoida (Trapesium) untuk menghitung luas bangun di bawah kurva,
menghasilkan tingkat akurasi yang tinggi (99.74%) apabila menggunakan metode
reimann dan 99.49% apabila menggunakan metode trapesium) yang sangat
dipengaruhi oleh jumlah segmen yang digunakan dalam perhitungan.
- Hasil
analisa yang dilakukan, memberikan gambaran bahwa semakin banyak segmen yang
digunakan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin besar.
- Bahasa
pemrograman C# (C-Sharp) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif tool
dalam penyelesaian masalah integrasi numerik.
12. Kelebihan : Pada jurnal ini
Perhitungan memiliki tingkat akurasi dengan menggunakan bahasa
pemrograman C# (C-Sharp) terhadap metode Reimann dan Trapezoida (Trapesium)
untuk menghitung luas bangun dibawah kurva. Alur yang rinci dalam aetiap
prosesnya mulai dari penelitian hingga pembahasan, bahasa yang digunakan mudah
dimengerti.
13. Kekurangan : Dalam jurnal inii
terdapat sedikit kekurangan yaitu pembahasan yang hanya menggunakan table sebagai perhitungan ,
sehingga membuat pembaca yang awam sedikit bingung mengenai proses hasilnya.
Komentar
Posting Komentar